Rabu, 17 Oktober 2012

Metanol

A.     PENDAHULUAN
1.       Latar Belakang
Alkohol begitu erat hubungannya dengan kehidupan manusia sehari-hari sehingga orang awam pun kenal akan istilah-istilah ini, etanol (alkohol tapi atau cukup “alkohol”) digunakan dalam minuman keras, 2 – propanol (isopropil alkohol atau alkohol gosok) digunakan sebagai zat pembunuh kuman (bakteriosida), metanol (metil alkohol atau alkohol kayu, komponen utama dalam spiritus), digunakan sebagai bahan bakar dan pelarut. Dalam laboratorium dan industri, semua senyawa ini digunakan sebagai pelarut dan reagensia. Semua alkohol bersifat toksik (beracun), tetapi etanol tidak terlalu beracun karena tubuh dapat menguraikannya dengan cepat.
Alkohol memiliki ikatan yang mirip air. Alkohol memiliki rumus CnH2n+1OH. Gugus fungsional alkohol adalah gugus hidroksil. Dalam kasus ini, oksigen berada dalam keadaan hibrida –sp3 . Dua orbital sp3 (dari) atom oksigen terikat pada atom lain, dan dua orbital –sp3 lainnya terisi masing-masing dengan sepasang elektron. Alkohol terdiri dari molekul polar (karena memiliki gugus hidroksil). Alkohol termasuk ke dalam asam lemah.
Dalam makalah ini, penulis akan lebih spesifik membahas mengenai methanol (salah satu senyawa alkohol (ROH). Karena metanol termasuk ke dalam senyawa alkohol, maka metanol memiliki titik didih yang tinggi, yaitu 64,5º C. Alkohol berbobot molekul rendah larut dalam air. Kelarutan dalam air ini langsung disebabkan oleh ikatan hidrogen antara alkohol dengan air.

2.      Rumusan Masalah
Adapun yang yang akan dibahas dalam makalah ini, diantaranya:
a.         Bagaimana Sejarah Methanol?
b.         Apa yang dimaksud dengan Methanol?
c.         Bagaimana Cara pembutan Methanol dari Hidrogenasi Katalitik CO2?
d.         Apa kegunaan Methanol dalam kehidupan sehari-hari?


3.      Tujuan Masalah
a.       Untuk mengetahui sejarah methanol.
b.         Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan methanol.
c.         Untuk mengetahui bagaimana cara pembuatan methanol dari hidrogenasi katalitik CO2..
d.         Untuk mengetahui apa kegunaan methanol dalam kehidupan sehari-hari

B.     PEMBAHASAN
1.       Sejarah Methanol
Dalam proses pengawetan mayat, orang Mesir kuno menggunakan berbagai macam campuran, termasuk di dalamnya metanol, yang mereka peroleh dari pirolisis kayu. Methanol murni, pertama kali berhasil diisolasi tahun 1661 oleh Robert Boyle, yang menamakannya spirit of box, karena ia menghasilkannya melalui distilasi kotak kayu. Nama itu kemudian lebih dikenal sebagai pyroxylic spirit (spiritus). Pada tahun 1834, ahli kimia Perancis Jean-Baptiste Dumas dan Eugene Peligot menentukan komposisi kimianya. Mereka juga memperkenalkan nama methylene untuk kimia organik, yang diambil dari bahasa Yunani methy = "anggur") + hyle = kayu (bagian dari pohon). Kata itu semula dimaksudkan untuk menyatakan "alkohol dari (bahan) kayu", tetapi mereka melakukan kesalahan.
Kata methyl pada tahun 1840 diambil dari methylene, dan kemudian digunakan untuk mendeskripsikan "metil alkohol". Nama ini kemudian disingkat menjadi "methanol" tahun 1892 oleh International Conference on Chemical Nomenclature. Suffiks [-yl] (indonesia {il}) yang digunakan dalam kimia organik untuk membentuk nama radikal-radikal, diambil dari kata "methyl".
Pada tahun 1923, ahli kimia Jerman, Matthias Pier, yang bekerja untuk BASF mengembangkan cara mengubah gas sintesis (syngas / campuran dari karbon dioksida and hidrogen) menjadi metanol. Proses ini menggunakan katalis zinc chromate (seng kromat), dan memerlukan kondisi ekstrem tekanan sekitar 30–100 MPa (300–1000  atm), dan temperatur sekitar 400 °C. Produksi metanol modern lebih effisien dengan menggunakan katalis tembaga yang mampu beroperasi pada tekanan relatif lebih rendah.

2.      Pengertian Methanol
Methanol adalah salah satu senyawa hidrokarbon dari golongan alkohol (CnH2n+2O) dengan gugus alkil hidroksil (-OH). Alkohol memiliki keisomeran fungsi dengan eter. Rumus umum methanol adalah CH4O atau sering ditulis CH3-OH. Ia merupakan bentuk alkohol paling sederhana. Pada “keadaan atmosfer” ia berbentuk cairan yang ringan, mudah menguap, tidak berwarna, mudah terbakar, dan beracun dengan bau yang khas (berbau lebih ringan daripada etanol).
Methanol diproduksi secara alami oleh metabolisme anaerobik oleh bakteri. Hasil proses tersebut adalah uap metanol (dalam jumlah kecil) di udara. Setelah beberapa hari, uap metanol tersebut akan teroksidasi oleh oksigen dengan bantuan sinar matahari menjadi karbon dioksida dan air.

3.      Pembuatan Metanol dari Hidrogenasi Katalitik CO2
Untuk mengurangi efek CO2 terhadap lingkungan, dibutuhkan usaha memanfaatkan gas tersebut menjadi produk yang berguna. Salah satu alternatif memanfaatkan CO2 adalah hidrogenasi katalitik gas CO2 menjadi metanol.
Metanol dapat dibuat dari hidrogenasi katalitik CO2, dengan reaksi sebagai berikut :
CO2 +  3H2                  CH3OH  +  H2O
Melalui reaksi ini, CO2 dapat dikonversi menjadi metanol. Konversi tersebut dapat ditingkatkan dengan penggunaan katalis yang berperan mempercepat jalannya reaksi dan mengarahkan reaksi sesuai yang diinginkan.
Metanol adalah salah satu produk pemanfaatan CO2 yang dapat diubah menjadi bahan bakar hidrokarbon cair melalui teknologi konversi yang tersedia pada saat ini. Metanol juga merupakan salah satu produk kimia utama yang dalam jumlah besar digunakan sebagai bahan baku pada berbagai industri seperti formaldehida, klorometana, amina asetat dan juga sebagai alternative energi baru yang ramah lingkungan. Dilihat dari cukup bervariasinya penggunaan metanol, maka perlu dilakukan studi mengenai konversi gas CO2 menjadi metanol.
Kendala yang dihadapi dalam sintesis metanol melalui reaksi hidrogenasi katalitik CO2 diantaranya yaitu:
a.     Kondisi operasi tekanan dan temperatur sintesis metanol relatif tinggi. Hal ini menyebabkan tingginya biaya investasi dan operasional.
b.    Konversi CO2 dan selektivitas yang rendah sehingga membutuhkan investasi besar untuk mendaur ulang umpan CO2 yang tidak terkonversi.
c.    Belum ditemukannya katalis yang optimal untuk mengkonversi CO2 dengan selektivitas yang tinggi terhadap metanol.
Untuk mengatasi kendala tersebut, peneliti terfokus pada pengembangan katalis berbasis Cu dan Zn karena kedua komponen tersebut telah dilaporkan aktif dalam sintesis metanol. Usaha untuk meningkatkan aktivitas katalis agar dapat digunakan pada kondisi operasi yang lebih rendah, dilakukan dengan menambahkan aditif seperti Al, Cr, Mn, Pd, Zr dan Ga untuk membentuk katalis multi komponen. Penelitian ini difokuskan untuk mengetahui pengaruh aditif Zr pada kinerja katalis CuO/ZnO/Al2O3..
4.      Kegunaan Methanol dalam Kehidupan Sehari-hari
a.      Methanol Sebagai Bahan bakar
Methanol adalah bahan bakar yang ramah lingkungan, pembakaran methanol jika dibakar akan menghasilkan karbon dioksida dan air.
Metanol bisa digunakan sebagai sebuah aditif petrol untuk meningkatkan pembakaran, atau kegunaannya sebagai sebuah bahan bakar independen (sekarang sementara diteliti).
Jika dibandingkan dengan bensin, yang biasanya ditambah zat antiketuk untuk menambah nilai oktan. Salah satu zat antiketuk yang digunakan untuk menambah nilai oktan bensin adalah TEL (Tetra Ethyl Lead). Lead = Timbal / Pumblum (Pb) tidak bereaksi dengan oksigen sehingga emisi pembakaran kendaraan yang menggunakan bensin ber-TEL adalah timbal (Pb), dan efek dari timbal adalah kerusakan permanen pada otak bagi orang yang menghirupnya. Sehingga sekarang TEL dilarang penggunaannya dan diganti dengan bensin super TT (Tanpa Timbal). Pada bensin super TT MTBE (Methyl Tertiary Buthyl Ether).
Methanol dapat digunakan sebagai senyawanya sendiri atau direaksikan dengan minyak seperti triolein (minyak zaitun) menjadi ester (metil oleat) dengan katalis NaOH dan hasil samping gliserol. Sebagai senyawanya sendiri, metanol pada suhu 15 oC dapat dicampurkan dengan BBM yang disebut dengan bioalkohol. Bioalkohol mampu menghasilkan panas yang lebih besar daripada BBM.
Kandungan metanol dalam BBM tidaklah dapat melewati 15 % untuk campuran homogen tanpa menggunakan zat-zat tambahan (Fitrayadi, 2008).. Hal ini karena produk alkana bersifat nonpolar sedangkan metanol bersifat polar sehingga kelarutan metanol adalah rendah dalam senyawa alkana (Tim Dosen Kimia Dasar, 2009).. Tetapi pencampuran metanol pada BBM dengan kadar 15 % juga menimbulkan masalah terutama di daerah dingin. Hal ini karena pada suhu 0 oC, metanol tidak larut sepenuhnya dan tampak memisah dengan BBM (Fitrayadi, 2008). Semakin rendah suhu, maka kelarutan senyawa akan semakin rendah. Tetapi, metanol 15 % pun jika dibiarkan beberapa menit, ia akan memisah. Hal ini biasanya terjadi selama proses pembakaran .
Metanol merupakan bagian sederhana dari alkohol yang mudah menarik uap air yang terdapat di atmosfer. Oleh karena itu, jika kandungannya pada BBM besar, maka akan menyebabkan korosi besi pada komponen mesin sehingga dapat merusak komponen mesin. Selain itu, karena pembakarannya yang terlalu cepat, maka memperbesar terjadinya knocking pada mesin kendaraan.
Kandungan metanol paling irit dimana bahan bakar menghasilkan karbonmonoksida paling sedikit dengan kandungan air seminimal mungkin adalah pada konsentrasi 5 %. Semakin rendah kadar metanol dalam BBM, maka gas buangan karbonmonoksida semakin besar tetapi kandungan airnya semakin kecil. Sebaliknya, semakin tinggi kadar metanol dalam BBM, maka gas buangan karbonmonoksida semakin kecil tetapi kandungan airnya semakin besar .
Pembakaran semakin sempurna dengan bertambah pendeknya rantai karbon. Dengan mencampurkan metanol ke dalam bahan bakar minyak, maka akan meningkatkan bilangan oktan dari bahan bakar minyak tersebut. Bahan aditif yang dapat ditambahkan dengan metanol agar kelarutannya dalam BBM semakin tinggi antara lain yang terbaik adalah sabun atau detergen (Zenta, 2009).Hal ini karena sabun dan detergen dapat mengikat metanol yang polar pada bagian abu alkalinya sekaligus mengikat senyawa hidrokarbon pada bahan bakar minyak yang nonpolar pada bagian asam lemak atau gliserolnya. Hal ini memungkinkan dibuatnya metanol 20 % atau bahkan lebih. Namun, perlu diingat bahwa semakin banyak kandungan metanol dalam BBM juga mendorong semakin besar terjadinya korosi dan knocking.
Kelarutan suatu senyawa berkurang dengan menurunnya suhu. Akibatnya, pada daerah dingin, kita tidak dapat membuat metanol 15 % dalam BBM. Selain itu, metanol 15 % dapat dengan sendirinya memisah dengan BBM selama proses pembakaran. Hal ini mungkin karena selama proses pembakaran, metanol mengadakan kontak dengan udara yang mengandung uap air. Metanol akan menyerap uap air sehingga metanol semakin dijenuhkan oleh kandungan air. Akibatnya, dalam beberapa menit, metanol akan memisah dari BBM.
Berdasarkan fakta-fakta di atas, baik metanol maupun dalam bentuk metil esternya sebaiknya digunakan dalam konsentrasi 5 % sampai kurang dari 15 % saja untuk menjaga keawetan mesin kendaraan dan untuk menjaga kemungkinan metanol dan BBM tidak akan memisah pada penurunan suhu.

b.      Methanol Sebagai Bahan Dasar Formalin
Formalin, adalah sebutan dari senyawa kimia formaldehida (juga disebut metanal), merupakan aldehida berbentuknya gas dengan rumus kimia H2CO.
Formaldehida bisa dihasilkan dari pembakaran bahan yang mengandung karbon. Terkandung dalam asap pada kebakaran hutan, knalpot mobil, dan asap tembakau. Dalam atmosfer bumi, formaldehida dihasilkan dari aksi cahaya matahari dan oksigen terhadap metana dan hidrokarbon lain yang ada di atmosfer. Formaldehida dalam kadar kecil sekali juga dihasilkan sebagai metabolit kebanyakan organisme, termasuk manusia.
Secara industri, formaldehida dibuat dari oksidasi katalitik metanol. Katalis yang paling sering dipakai adalah logam perak atau campuran oksida besi dan molibdenum serta vanadium. Dalam sistem oksida besi yang lebih sering dipakai (proses Formox), reaksi metanol dan oksigen terjadi pada 250 °C dan menghasilkan formaldehida, berdasarkan persamaan kimia :
2 CH3OH + O2 → 2 H2CO + 2 H2O.
Formaldehida dapat digunakan untuk membasmi sebagian besar bakteri, sehingga sering digunakan sebagai disinfektan dan juga sebagai bahan pengawet. Sebagai disinfektan, Formaldehida dikenal dengan nama formalin dan dimanfaatkan sebagai pembersih; lantai, kapal, gudang dan pakaian.
Formaldehida juga dipakai sebagai pengawet dalam vaksinasi. Dalam bidang medis, larutan formaldehida dipakai untuk mengeringkan kulit, misalnya mengangkat kutil. Larutan dari formaldehida sering dipakai dalam membalsem untuk mematikan bakteri serta untuk sementara mengawetkan bangkai.
Dalam industri, formaldehida kebanyakan dipakai dalam produksi polimer dan rupa-rupa bahan kimia. Jika digabungkan dengan fenol, urea, atau melamina, formaldehida menghasilkan resin termoset yang keras. Resin ini dipakai untuk lem permanen, misalnya yang dipakai untuk kayulapis/tripleks atau karpet. Juga dalam bentuk busa-nya sebagai insulasi. Lebih dari 50% produksi formaldehida dihabiskan untuk produksi resin formaldehida.
Untuk mensintesis bahan-bahan kimia, formaldehida dipakai untuk produksi alkohol polifungsional seperti pentaeritritol, yang dipakai untuk membuat cat bahan peledak. Turunan formaldehida yang lain adalah metilena difenil diisosianat, komponen penting dalam cat dan busa poliuretana, serta heksametilena tetramina, yang dipakai dalam resin fenol-formaldehida untuk membuat RDX (bahan peledak).
Sebagai formalin, larutan senyawa kimia ini sering digunakan sebagai insektisida serta bahan baku pabrik-pabrik resin plastik dan bahan peledak.
Secara umum formalin mempunyai kegunaan sebagai berikut;
1)     Pengawet mayat
2)     Pembasmi lalat dan serangga pengganggu lainnya.
3)     Bahan pembuatan sutra sintetis, zat pewarna, cermin, kaca
4)     Pengeras lapisan gelatin dan kertas dalam dunia Fotografi.
5)     Bahan pembuatan pupuk dalam bentuk urea.
6)     Bahan untuk pembuatan produk parfum.
7)     Bahan pengawet produk kosmetika dan pengeras kuku.
8)     Pencegah korosi untuk sumur minyak
9)     Dalam konsentrasi yang sangat kecil (kurang dari 1%), Formalin digunakan sebagai pengawet untuk berbagai barang konsumen seperti pembersih barang rumah tangga, cairan pencuci piring, pelembut kulit, perawatan sepatu, shampoo mobil, lilin, dan pembersih karpet.
c.      Methanol Sebagai Zat Antibeku
Di negara yang bermusim dingin, methanol digunakan sebagai zat antibeku/antifreeze pada radiator mobil. Pada musim dingin jika cairan yang digunakan pada radiator adalah air, maka air tersebut akan membeku dan berdampak pada kerusakan mesin. Untuk mengatasinya digunakan methanol.

C.     PENUTUP
1.       Simpulan
Dari sekian banyak pembahasan, maka capat disimpulkan sebagai berikut:
a.    Orang Mesir kuno menggunakan berbagai macam campuran, termasuk di dalamnya methanol untuk pengawetan mayat yang mereka peroleh dari pirolisis kayu. Methanol murni, pertama kali berhasil diisolasi tahun 1661 oleh Robert Boyle, yang dinamakan spirit of box, karena ia menghasilkannya melalui distilasi kotak kayu.
Kemudian pada tahun 1840 kata methyl diambil dari methylene, yang digunakan untuk mendeskripsikan "metil alkohol". Nama ini kemudian disingkat menjadi "methanol" tahun 1892 oleh International Conference on Chemical Nomenclature. Suffiks [-yl] (indonesia {il}) yang digunakan dalam kimia organik untuk membentuk nama radikal-radikal, diambil dari kata "methyl".
b.    Methanol adalah salah satu senyawa hidrokarbon dari golongan alkohol (CnH2n+2O) dengan gugus alkil hidroksil (-OH). Alkohol memiliki keisomeran fungsi dengan eter. Rumus umum methanol adalah CH4O atau sering ditulis CH3-OH.
c.    Metanol dapat dibuat dari hidrogenasi katalitik CO2, dengan reaksi sebagai berikut :
CO2 +  3H2           CH3OH  +  H2O
Melalui reaksi ini, CO2 dapat dikonversi menjadi metanol. Konversi tersebut dapat ditingkatkan dengan penggunaan katalis yang berperan mempercepat jalannya reaksi dan mengarahkan reaksi sesuai yang diinginkan.
d.    Kegunaan methanol dalam kehidupan sehari-hari, beberapa diantaranya yaitu: sebagai bahan bakar, sebagai bahan dasar formalin dan sebagai zat anti beku.

2.      Saran
Alhamdulillah hirabbil’alamin, hanya kata itu yang bisa penulis ucapkan karena atas karunia-Nya penulis bisa menyelesaikan makalah ini.
Terima kasih juga kepada dosen Pembina mata kuliah Kimia Dasar II yang tek henti-hentinya memberikan pengarahan dalam penyususnan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi penulis dan umumnya bagi para pembaca.
Dan Penulis memohon kepada Dosen Pembina khususnya, umumnya para pembaca barang kali menemukan kesalahan atau kekurangan dalam makalah ini, baik dari segi bahasa maupun isinya harap maklum. Selain itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pembaca agar makalah selanjutnya lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

Fitrayadi, D., 2008, Penggunaan Metanol sebagai Bahan Aditif untuk Meningkatkan Angka Oktan pada Bensin yang Ramah Lingkungan (online), diakses pada tanggal 15 Mei 2011 pukul 11.00 WIB.
Nelly, Fransiska, A., Nyoto, H., dan Utomo, J., 2004, Perancangan Awal Pabrik Biodiesel dari Minyak Jelantah Sawit, Prosiding (online), 10, 101-106, http:// www.google.co.id, diakses pada tanggal 15 Mei 2011 pukul 11.05 WIB.
Tim Dosen Kimia Dasar. 2009. Kimia Organik Dasar. Makassar : UPT MKU Unhas.
Zenta, F. 2009. Teknik Laboratorium Kimia Organik.  Makassar :  Unhas press.
http://seno008.blogspot.com/2009/06/manfaat-senyawa-hidrokarbon-alkohol.html, diakses pada tanggal 15 Mei 2011 pukul 10.30 WIB.
http://takdir.blog.com/2011/03/metanol/, diakses pada tangggal 15 Mei 2011 pukul 12.00 WIB.
http://www.chem-istry.org/materi_kimia/sifat_senyawa_organik/alkohol1/_ alkohol/,  diakses pada tanggal 15 Mei 2011 pukul 10.40 WIB.
http://zyzaethanolchemical.wordpress.com/product/metanol/, diakses pada tanggal 15 Mei 2011 pukul 11.30 WIB.




2 komentar: